Candi Gedong Songo Wisata Kabupaten Semarang di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Terkadang dalam sebuah perjalanan kita sulit menentukan, apakah kita sedang pergi atau pulang?
Salah satu yang membuat Gedung Songo selalu tampak
memesona, di antara gegap gempita modernitas yang melanda negeri ialah
bangunan-bangunannya yang sangat kental dengan sejarah peninggalan masa silam.
Bangunan candinya yang kuno masih terawat dengan baik, dan dilestarikan dengan
bentuk aslinya.
Beberapa tempat di sekitar Candi Gedungsongo juga
tidak kalah menariknya, semuanya begitu menggoda untuk ditelusuri satu persatu.
Mungkin ibarat gadis remaja yang sedang memasuki masa puber, mereka giat
mempercantik diri dan bersolek untuk menarik perhatian pengunjung.
Tapi tenang, di era adaptasi kebiasaan baru ini Candi Gedungsongo sudah dispilin dan patuh dalam menerapkan protokol kesehatan serta menciptakan pariwisata yang BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman).
Protokol Kesehatan di Candi Gedung Songo Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Kita semua tahu pada awal tahun ini, Indonesia dan
seluruh dunia dikasih cobaan satu penyakit yang mewabah dan penyebarannya
sangat cepat ialah Covid-19. Dari penerapan sosial
distancing, dirumahkan tidak boleh kemana-mana, sampai dengan era new
normal. Demi keberlangsungan perekonomian masyarakat, Menteri KesehatanTerawan
Agus Putranto telah menerbitkan Keputusan bernomor, HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi masyarakat
di Tempat dan Fasilitas Umum dan sudah disahkan pada 19 Juni 2020. Maka dari
itu semua masyarakat harus saling mendukung, untuk melakukan perubahan pola
hidup dengan tatanan dan adaptasi kebiasaan baru agar terhindar dari penyebaran
Covd-19.
Disparta (Dinas Pariwisata) Kabupaten Semarang sudah
menggelar simulasi atas pembukaan kembali obyek wisata di Candi Gedong Songo sejak, Selasa (16/6/2020). Simulasinya sendiri adalah pengunjung diarahkan
untuk melakukan cuci tangan sebelum masuk ke lokasi candi. Sudah ada wastafel
panjang, dilengkapi 13 kran air dekat loket pembelian tiket. Pengunjung yang
akan masuk diukur suhu badannya menggunakan thermo
gun. Pengunjung dengan suhu tubuh normal akan dibolehkan masuk, sementara
yang suhu tubuhnya di atas 37,3 derajat akan disarankan menuju fasilitas
kesehatan.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan pengunjung,
ketika berwisata ke Candi Gedong Songo, apa saja sih protokol kesehatan di Candi Gedong Songo? Ini dia penerapan protokol kesehatannya :
1. Wisatawan lokal maupun domestik harus mencuci tangan terlebih dahulu,
di wastafel yang tersedia
2. Wisatawan lokal maupun domestik harus, dicek suhu tubuhnya menggunakan thermo gun
oleh petugas
3. Wisatawan lokal maupun domestik harus menggunakan masker dan membawa
hand sanitizer.
4. Wisatawan lokal maupun domestik dilarang berkerumun. Harus jaga
jarak 1-1,5 meter. Apabila wahana sudah memenuhi kuota yang diizinkan,
pengunjung yang lain diharapkan antri dan menjaga jarak satu sama lain.
5. Wisatawan lokal maupun domestik harus membuang sampah pada
tempatnya.
6. Wisatawan lokal maupun domestik harus mencuci tangan, sebelum meninggalkan area dengan air bersih dan sabun di dekat pintu keluar.
Alhamdulillah ya, kalau sudah ada
protokol kesehatan yang ketat begini jadi lega, apalagi pengunjung setiap
harinya dibatasi.
Mengenal Sejarah Candi Gedong Songo
"Kita memutuskan untuk naik kuda, karena capek
kalau harus menaiki seribu anak tangga, di Candi Gedongsongo," ucap
Frislly Herlin dan Tasya serempak di channel Youtube Billy Cristian. Mereka
bertiga menjelajah Wisata Kabupaten Semarang, tepatnya di Candi Gedongsongo.
Saya langsung membelalakan mata begitu mendengar
mereka berdua bercakap, 'seribu anak tangga', tidak heran ketika saya beberapa
kali berkunjung ke Candi Gedong Songo selalu ngos-ngosan. Frislly dan Tasya ini
adalah dua gadis indigo, yang memiliki kelebihan melihat masa lampau. Saya
mengikuti channel mereka, soalnya mereka sering mendatangi tempat sejarah dan
selalu menceritakan kisah masa lampau yang tidak banyak diberitakan. Mungkin
karena saya termasuk penyuka sejarah, jadi setiap berkunjung ke tempat-tempat
bersejarah serasa menuju pulang. Pulang untuk mengenang, dan pulang untuk
meneruskan perjuangan beliau-beliau yang sudah mendahului kita.
Sedikit flashback ke masa lalu, sebelum berubah nama
menjadi Indonesia dahulu Indonesia disebutnya Nusantara/Nuswantoro. Nusantara
merupakan bangsa yang berasal dari kerajaan-kerajaan yang dipersatukan oleh
Patih Majapahit, yang dikenal dengan sebutan Patih Gajah Mada. Peninggalan dari
kerajaan-kerajaan tersebut, yang menghadirkan situs-situs bersejarah yang
sampai detik ini masih bisa kita lihat dengan mata telanjang. Salah satunya ya Candi Gedong Songo ini, dari peninggalan kerajaan Mataram kuno.
Menurut cerita Candi Gedong Songo dibangun untuk
tujuan pemujaan para dewa agama Hindu, peninggalan dari Wangsa Syailendra
diabad ke-9 (972 masehi) oleh Putera Sanjaya, Raja Mataram Kuno di abad ke-7.
Sementara penemu kompleks bangunan Candi Gedong Songo, di Desa Darum, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang ini pertama kali oleh Sir Thomas Stanford
Raffles, bahkan ia menuliskan kisah Candi Gedong Songo dalam bukunya, 'The History of Java tahun 1817' dan
baru ada 7 candi. Lantas di tahun 1908 ditemukan lagi dua candi, oleh arkeolog
Belanda Sir Van Stein Callenfels saat ia sedang melakukan penelitian. Dari yang
namanya Candi Gedung Pitoe berubah menjadi Candi Gedong Songo. Walaupun candi
yang masih utuh hanya ada lima kelopok
candi, yang keempat candi lain sudah runtuh dan masih tertinggal dasarnya.
Kesemua candi tersebut berpencar, tidak berada pada
satu area. Yang paling bawah dan mudah diakses ialah Candi Gedong 1, kemudian
naik menuju Candi Gedong II, dan seterusnya. Candi tersebut pernah dipugar
untuk diperbaiki, di tahun 1972-1982 kemudian diteruskan oleh pemerintah
Indonesia. Candi Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, Gedong adalah bangunan,
Songo adalah angka sembilan. Kalau digabung memiliki arti bangunan yang
berjumlah sembilan, sesuai dengan apa yang ditemukan oleh pendahulu. Candi Gedong Songo biasanya dilakukan ritual sembahyangan pada Hari Raya Nyepi, Jumat
Kliwon, dan Selasa Kliwon pinutur dari juru pelihara candi bapak Ngatimin.
Daya Tarik Destinasi Wisata Candi Gedongsongo Kabupaten Semarang
Pilihan menunggang kuda, cocok jika anda tidak kuat
naik ke atas, apalagi jika penasaran untuk bisa sampai pada candi ke-5. Namun
biasanya saya hanya sampai ke candi dua saja, soalnya jalannya udah ngos-ngosan
ehehe ... ketahuan kurang olahraga nih. Tapi pas waktu SMA, saya sudah sampai
mengelilingi semua candi, bahkan saya sempat melihat belerang dari kejauhan pun
merasakan aromanya. Perjalanan antara candi Gedong ke-4 dan ke-5 inilah nanti
kita akan menjumpai kawasan belerang, dan ada pemandian air hangatnya yang
bagus untuk kesehatan tubuh.
Puas menjelajah candi? Saatnya memanjakan diri. Kita bisa menjelajah
kawasan baru di taman Ayana. Di sini banyak spot foto cantik dan menarik yang
sayang untuk dilewatkan. Coba saja spot salah satunya, seperti balon udara dan
rasakan sensasinya ketika menaiki balon udara tersebut akan sangat
menyenangkan. Udara yang dingin dan sejuk, angin yang sepoi-sepoi akan membuat
kita merasakan ketenangan luar biasa. Pemandangan pegunungan juga turut
menambah Candi Gedongsongo makin menawan, ada gunung Ungaran, gunung Telomoyo,
gunung Merbabu, gunung Sumbing, gunung Sindoro, dan juga gunung Merapi yang
mengelilingi kompleks percandian di Gedongsongo ini.
Pada Candi Gedong Songo di candi III ini misalnya,
Frislly dan Tasya mengaku merasakan kenyamanan. Dalam video yang diunggah 6
bulan lalu tersebut, ada 3 buah bangunan pada candi ke III. Dua bangunan yang
sama menghadap ke timur tetapi dibedakan dengan besar kecilnya. "Candinya
yang kecil untuk sembahyang perempuan, dan yang besar untuk laki-laki soalnya
mereka terpisah," ungkap kedua gadis tersebut dalam penerawanganya melihat
ke masa lampau.
Sementara dua candi kecil di depan kedua candi
tersebut mempunyai fungsi untuk penyimpanan makanan, atau perlengkapan yang
dibawa oleh orang-orang yang melakukan sembahyangan. Jadi ingat rumah keluarga
di Bali, antara rumah, dapur, kamar mandi dan tempat penyimpanan sesajen
sembahyangan dipisahkan.
Rute, Lokasi, dan Harga Tiket Masuk Candi Gedong Songo
Lokasi menuju Candi Gedong Songo, yang ada di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah bisa diakses dari manapun. Karena Candi Gedong Songo, termasuk wisata yang paling terkenal di Jawa Tengah. Misalnya perjalanan yang anda lalui dari :
- Salatiga menuju Candi Gedong Songo, akan menempuh waktu 45 menit
- Semarang menuju Candi Gedong Songo, akan menemupuh sekitar 74 menit
- Ungaran menuju Candi Gedong Songo, jarak tempuhnya sekitar 44 menit.
Dan ketiga perjalanan yang ditempuh dari rute dalam
ilustrasi yang saya gambarkan, tidak melalui TOL ya. Semua ini saya akses dari
google map. Jalanan menuju ke Candi Gedong Songo, berkelok-kelok, dan cukup
sempit jadi harus berhati-hati. Baik menggunakan motor ataupun mobil, harus
pelan-pelan dan waspada.
Untuk Harga Tiket Masuk Candi Gedong Songo
Weekdays : Rp10000,-
Weekend dan libur nasional : Rp15000,-
Turis Mancanegara : Rp50.000,-
Wisata kuda : Rp25.000-Rp35.000,-
Jam Operasional
Pukul 08.00-16.00 WIB
Kontak Informasi
Ayanaz Gedong Songo
Telp. 081237056840
Alamat Lengkap
Fasilitas
Toilet
Tempat makan
Mushola
Tempat cuci tangan
Jalan rata
Hikmah dari Sebuah Perjalanan di Candi Gedong Songo
Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung,
pepatah dari nenek moyang ini harus kita ingat selalu. Saat kita berkunjung ke
suatu tempat, apalagi yang terkait dengan budaya sudah selayaknya kita menjaga
diri berperilaku dengan baik, dan menghargai budaya beserta adat istiadatnya.
Ada beberapa hal yang saya syukuri bisa berkunjung ke Candi Gedong Songo, di
antaranya adalah :
- Saya belajar mengenal sejarah masa lampau, agar di kemudian hari menjadi generasi yang ingat akan sejarah dan meneruskan kisahnya ke anak-cucu
- Saya belajar arti tidak mudah menyerah, dan sabar ketika menaiki candi satu demi satu tangga.
- Saya belajar untuk menjaga dan menyatu dengan alam. Menjaga lingkungan untuk membuang sampah pada tempatnya, tidak sembarangan.
- Saya juga belajar mawas diri, banyak yang mencorat-coret sembarangan padahal sudah ada tulisannya untuk tidak menulis sembarangan. Candi Gedong Songo merupakan cagar budaya yang dilindungi negara, jadi mari kita rawat bersama peninggalan dari sejarah yang melegenda.
- Belajar untuk selalu memberi salam. Memberi salam tidak hanya ketika bertemu dengan teman, berkunjung ke tempat apapun itu berilah salam meski mengucapnya melalui hati
- Belajar sopan dalam berpakaian, karena kita berkunjung ke situs sejarah sebaiknya menggunakan pakaian yang sopan dan tertutup.
Dan saya baru tahu
ketika menonton tayangan dari chanel Bang Billy, menurut penuturan indigo
Frislly dan Tasya untuk berfoto atau menaiki candi Gedung Songo sebaiknya untuk
melepas sepatu dan berjalan agak berlutut atau menunduk. Karena bagaimanapun
dahulunya candi Gedung Songo merupakan tempat suci, yang dijadikan oleh para
pemeluk agama Hindu sebagai tempat sembahyangan pun sekarang masih. Mari kita
bersama menghormati dan menghargai budaya yang ada.
Tidak lupa juga mari bersama saling berdoa, menjaga diri dan mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah dimanapun berada. Selalu jaga jarak, jaga kesehatan, dan lakukan hal-hal positif. Semoga pandemi lekas berlalu, dan pariwisata Indonesia makin maju dengan adanya era kebiasaan baru. Salam.
Tulisan ini dibuat
untuk mengikuti Lomba Blog “Wisata
Kabupaten Semarang Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru”.
Sumber pendukung tulisan
https://jatengprov.go.id/beritadaerah/pengunjung-candi-gedongsongo-akan-dibatasi/
https://www.youtube.com/watch?v=tl1w10_7ILU
[Dinas Pariwisata Kab Semarang]
https://www.youtube.com/watch?v=igdzyb3eUZ8
[Billy Christian]
https://www.youtube.com/watch?v=2OKoTxup0_g
[Christian Hariyanto]
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Gedong_Songo
Kereen.. Ini baru tempat wisata yang sesuai aturan new normal. Untuk wisata sejarah candi gedung songo, HTM nya masih termasuk terjangkau nih mbak.
BalasHapusSemoga kita bisa terus jaga warisan budaya Indonesia :D
Gedung songo nggak pernah bosan untuk disinggahi ya. Selalu menawarkan wisata alam yang menyenangkan.
BalasHapuswah HTM nya kejangkau banget ya, beda dengan candi lain yang sudah lebih terkenal :) boleh nih dijadikan destinasi kalau pandemi sudah usai
BalasHapusSemoga para wisatawan bener bener mematuhi protokol kesehatan ya Mba. Jadi pandemik ini biar bisa segera berakhir, dan kita semua bisa berwisata dengan bebas lagi. Amiin
BalasHapusAku mau bangettt dolan ke Kab. Semarang!
BalasHapusPengin menjernihkan jiwa raga nih.
Apalagi banyak destinasi yg memukau dan senantiasa terapkan protokol kesehatan ya
Semua pada tertib, ya. Kalau tertib kan enak. Setidaknya gak menambah klaster. Tetapi, masih bisa tetap berwisata
BalasHapusNoted banget ini kalo ke Semarang. Kemaren Maret ke Semarang ga sempet piknik, pas pengumuman lokdon , keburu panik pulang ke Bandung.
BalasHapusBagus banget itu dari atas candinya, tapi aku ga mau pake kuda pengen jalan di seribu tangga eeaaa.
Setuju banget, aku menghormati setiap wisata ke tempat bersejarah dengan menggunakan pakaian yang sopan, mematuhi adat istiadatnya.
pada masa pandemi ini memang butuh banget kenyamanan dalam kita berwisata, salah satunya dengan penerapan new normal pada area wisata. tiket masuk candi juga murah :) jadi pengen berwisata nih
BalasHapusCandi Gedongsongo menciptakan pariwisata BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman) ... akronimnya mudah diingat dan pastinya memang diterapkan dengan baik. Suka lihat videonya. Semoga konsisten penerapan protokol kesehatannya biar mendidik masyarakat juga supaya gak ceroboh.
BalasHapusAah..jadi kangen Gedongsongo lagi nih. Semoga berkesempatan utk memikmati lagi keindahannya.. Aamiin..
BalasHapusbaru dengar nih tempat wisata candi gedong songo, banyak candi ya di jawa tengah. Hargat tiket masuknya juga murah meriah deh, bawa sekeluarga gak masalah nih
BalasHapusSeneng deh, ada tempat wisata yang yang menerapkan betul protokol kesehatan gini. Jd pengunjung merasa lebih safe, tapi meskipun begitu pengunjung juga tetap harus menerapkan prokes juga. Intinya sama sama menjagalah ya MBK. Semangat survive di masa pandemi untuk dunia pariwisata.
BalasHapusNambah ilmu dan pengetahuan nih setelah baca seluk beluk tentang candi Gedong Songo. Bener2 perjuangan saat menaiki tangga candi ya mbak. Atau saat naik kuda. Dengan penerapan protokol kesehatan di area wisata Candi Gedong Songo ini semoga pengunjungnya tidak ada yang terpapar virus corona atau menimbulkan klaster baru....semoga pandemi ini segera berakhir dan tempat wisata di Indonesia makin banyak dipadati pengunjung.
BalasHapusNomor satu tetap protokol kesehatan meskipun dalam ranah wisata ya mbak.
BalasHapusWaaahh asyik tuh, tiketnya murmer :D
BalasHapusSaya baru tahu loh Candi Gedung Songo ini.
Btw salut ih ama banyak wisata di semarang yang semangat memberlakukan adaptasi kebiasan baru dengan menerapkan protokoler kesehatan di area wisata :)
wah asik banget. murmer dan baru tau candi gedung songo..
BalasHapusttp jaga kesehatan dan ttp protokol kesehatan mba. karena kita tak tau yg datang apakah seperti kita atau tidak dalam menjaga.. hihihi..
ngeliat fotonya, kok berasa ya dinginnya.. itu kabut kan yaaa??? hahaha duuuh kangen banget jalan-jalaaaan. tapi alhamdulillah yaa sekarang banyak tempat wisata yang udah aware sama protokol kesehatan, jadi rasa khawatirnya agak berkuraaang
BalasHapuswaaah salfok sama hrga tiketnya bener bener terjangkau yaa hihihi, aku baru tau dan baru denger sebenernya soal candi songo iniii, jadi kepo pengen ke sana hihihihi
BalasHapusWah ternyata di kabupaten semarang banyak tempat wisata yang seru ya jadi pengen ah jalan2 ke semarang nanti
BalasHapusSetuju banget dengan filosofi, dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung, Mbak Nyi. :) Stay safe selalu ya....
BalasHapusWah anak "indihom" bisa liat2 gtu dan mereka merasa baik2 aja di snaa ya hehe, jd galfok ke sananya.
BalasHapusIni salah satu candi yang memang ingin aku kunjungi kelak kalau ke Semarang mbak. Semoga semua pengunjung patuh protokol kesehatan dan gk ada yang nakal ya :D
pandemi gini kalo lagi suntuk bisa cek2 ke wisata lokal yah, mbak. aku baru tau ada candi gedung songo di semarang.. makasi infonya yah :D
BalasHapusApiik tenan Nyi...
BalasHapusSejarah candi Gedung Songo yang memiliki banyak pelajaran untuk kawula muda.
Semangat dan tetap menjaga sopan santun khas orang Timur.
Terakhir bisa mencapai candi ke 5 itu tahun 2016 kalo gak salah, ngos-ngosan tapi puas. Bisa berendam kaki di air panas nya, sekarang cukup deh candi kedua. Eh iya sekarang harus maskeran kalo ke tempat wisata ya
BalasHapusCakep bener yaa destinasi wisata Candi Gedung Songo. Sambil wisata, sambil belajar sejarah pula. Dan itu harga tiketnya ya ampun terjangkau bener~
BalasHapusnyesel banget dulu waktu jadi mahasiswa di semarang aku gak ke gedong songo mbak. sebagus ini yaa huhuhu insyaAllah kalau pandemi sudah usah, aku akan ke sana untuk napak tilas mbak. thanks artikelnya ya, bikin aku rindu semarang
BalasHapusBeberapa kali ke Gedong Songo belum pernah sampe candi ke 4 nih Nyi, hehehee... iya udah ngos-ngosan parah deh. Kapan-kapan harus membulatkan tekad untuk sampai ke sana agar bisa menyaksikan lebih daripada sebelumnya ya.
BalasHapusKangen banget ke candi Gedong Songo, waktu ke sana pas hujan lebat, jadinya masih kurang gregetnya.
BalasHapusWalah saya baru tahu nih soal Candi Gedong Songo. Haha. Tiket masuknya juga murah banget lagi
BalasHapus