Desa Wisata Tanon Bukti Laboratorium Sosial Sukses yang Digagas oleh Kang Trisno
Desa
Wisata Tanon Bukti Laboratorium Sosial Sukses yang Digagas oleh Kang Trisno - Di belahan
bumi yang satu, ada sekelompok manusia yang harus berjalan 10 kilometer hanya
untuk mengisi perutnya. Sementara di belahan bumi yang lain, ada yang harus
berlari 10 kilometer hanya untuk membakar lemaknya. Tetapi mereka memegang
takdir yang sama. Tulis Sarah Ester pada bukunya, 'Menari di Tengah Badai'.
Jadi dalam kehidupan ini memang, ada dua
kelompok manusia. Yang memiliki kelebihan juga yang mempunyai kekurangan.
Apabila keduanya saling mendukung, terjalinlah kehidupan yang harmonis.
Masalahnya ada yang berkelimpahan dan dikaruniai kapasitas lebih oleh Tuhan
untuk memberi memilih menggunakan untuk dirinya sendiri. Berbeda dengan Kang
Trisno, beliau tahu bahwa ketika kita dibawa ke dunia tidak membawa apa-apa,
maka ketika kita ke luar tidak akan membawa apa-apa pula.
Siapa sih Kang
Trisno?
Jujur, ini kali pertama saya mengenal
sosok beliau. Kang Trisno, pemuda kelahiran 14 Oktober 1981 yang berasal dari
desa Tanon, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Yang berhasil mendobrak dan
membalikan cara pandang masyarakat Desa Tanon untuk selalu melakukan kegiatan,
'Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah'.
Alkisah di sebuah desa yang terpenting,
di bawah lereng Gunung Telomoyo tinggal pemuda yang memiliki pengharapan besar
untuk kampungnya. Dia pemuda yang terkenal dengan kecerdasannya, dan
pemikirannya yang semangat menata masa depan untuk generasi selanjutnya.
Karena kenan Tuhan atas hidupnya, Trisno
menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Award pada tahun 2005.
Walaupun penduduk desa Tanon, sebagian besar penduduknya bertani dan beternak
tidak menghalangi Trisno untuk membuat inkubasi sosial.
Terlebih potensi wisata yang ada di
Dusun Tanon ini alamnya masih asri, jauh dari polusi dan hiruk-pikuk kehidupan
modern yang mempunyai mobilitas tinggi. Hari berganti minggu, minggu berganti
bulan, dan bulan berganti tahun. Desa Tanon akhirnya lebih dikenal menjadi,
'Desa Menari'. Desa yang mempunyai arti, menerbar harmoni, merajut inspirasi
dan menuai memori.Karena masyarakatnya mempunyai jiwa seni yang tinggi, bahkan
sejak zaman leluhurnya suka menari.
Nah, pada kesempatan kemarin, 12 Oktober
2019 saya bersama sahabat-sahabat blogger mengunjungi Desa wisata Tanon untuk
menyaksikan Festival Lereng Telomoyo. Sesuai dengan sebutannya, desa Tanon juga
dikenal dengan desa Menari. Kami disambut oleh tari Geculan Bocah, yang
sebelumnya kami sempat ketinggalan tari Lembu Tanon. Dari panggung utama yang mempertontonkan
tarian, kami dibawa menuju ke halaman yang luas
di depan rumah salah seorang warga untuk menyaksikan permainan Lesung
Jumengglung dan Dolanan Tradisional.
Tawaran untuk memainkan engrang saya
tolak, bukan karena malu tapi takut karena terjatuh. Mengingat bambu yang
digunakan sangat tinggi dan badan saya yang mungil takut tidak bisa
mengimbanginya. Sementara dolanan tradisionalnya ada sunda manda, cublak-cublak
suweng dan lain sebagainya. Sementara targen yang diinginkan setiap tahunnya
sampai dengan 1500-3000 kunjungan.
Kang Tris Sulap
Desa Tanon menjadi Kampung Berseri Astra
Dengan keberanian seorang pemuda dari
desa Tanon, yang berada di lereng gunung Telomoyo desa tersebut menjadi desa
bak kupu-kupu yang sangat indah. Pembenahan di sana-sini, dimana awalnya hanya
bermodalkan Rp 200.000 untuk membangun sebuah 'lincak' (tempat duduk yang
terbuat dari kayu/bambu). Kang Trisno siap dengan resiko jatuh dan bangun
menuju prosesnya.
Kampung Berseri Astra (KBA), Desa Menari
Tanon sudah diresmi aktiv sejak November 2019 sebagai Kampung Berseri Astra
yang pertama di Jawa Tengah. KBA sendiri adalah program kontribusi sosial Astra
untuk masyarakat dengan konsep pengembangan yang terintegrasi dengan 4 pilar
program. Dari Pendidikan, Lingkungan, Kewirasusaaan dan kesehatan. Dengan
adanya Kampung Berseri Astra, masyarakat diajak berkolaborasi untuk mewujudkan
daerah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif. Sehingga masyarakatnya dapat
meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
Catur Darma
Astra sebagai filosofi 4 pilar program Kontribusi Sosial Astra
Prinsip yang dimiliki Astra sejak
berdirinya yakni, sesuai dengan filosofi Catur Darma yang berbunyi, 'Menjadi
milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara", dimana kesejahteraan bangsa
di atas segalanya. jadi keempat pilar tersebut jika dijabarkan apa saja kah dan
sudah terealisasi di Desa Wisata Tanon. Ini dia:
Pilar pendidikan
Pada
pilar pendidikan, KBA Tanon desa Menari sudah melakukan pendidikan non formal
seperti diskusi dan pendidikan pertanian dan lainnya. Ada juga program beasiswa
sejumlah 36 anak dari SD sampai perguruan tinggi.
Pilar
Kewirausahaan
Dalam
pilar kewirausahaan sendiri, ada paket-paket wisata yang ditawarkan dan juga
diadakannya pasar rakyat setiap kali ada kunjungan.
Pilar Lingkungan
Di
bidang pilar lingkungan adanya perbaikan kamar mandi, perlegnkapan sarana
homestay, konservasi mata air,
Pilar
Kesehatan
Setiap
bulan ada pemeriksaan secara gratis untuk masyarakat, difasilitasi oleh astra.
Kader kesehatan jemput bola, seperti melakukan ceckhing kesehatan. Asam urat,
kolesterol, gula darah dan sebagainya. Waktunya sendiri biasanya pas ada
pertemuan-pertemuan warga, bisa siang, sore atau juga malam.
Jenis-jenis
Kampung Berseri Astra
Kampung Wisata
Kampung
Berseri Astra Wisata adalah Kampung yang menawarkan keseluruhan suasana yang
mencerminkan keaslian perkampungannya. Baik dari kehidupan sosial ekonomi,
sosial budaya, adat istiadat, dan jua keseharian.
Kampung Hijau
Kampung
Berseri Astra Hijau adalah suatu perkampungan yang memiliki lingkungan hijau
yang asri dan sehat, serta menerapkan program pelestarian fungsi lingkungan
baik pada komponen lingkungan (biotik dan abiotic) maupun komponen sosial
ekonomi, pendidika, dan budaya serta kesehatan masyarakat.
Kampung
Produktif
Kampung
Berseri Astra Produktif adalah salah satu konsep kampung mandiri yang mampu
menjadi pusat pembelajaran dan memenuhi kebutuhan sendiri melalui kegiatan
produktif dan meningkatkan kualitas hidup di bidang pendidikan, lingkungan,
kesehatan dan pemberdayaan ekonomi
Kampung Cyber
Kampung
Berseri Astra Cyber adalah suatu konsep Kampung modern dengan memanfaatkan
perkembangan Teknologi dan Informasi dalam setiap komponen kehidupan Kampung,
mulai dari yang berkaitan dengan administrasi Kampung, interaksi sosial,
kehidupan ekonomi, pendidikan dan budaya.
Kampung Budaya
Kampung
Berseri Astra Budaya adalah Kampung yang mempunyai potensi adat, tradisi,
kesenian, kerajinan, arsitektur, dan tata ruang yang masih nyata ditampilkan
dalam kehidupan sehari-hari, serta masyarakat kampung berupaya nyata untuk
melestarikan dan mengembangkannya.
Matahari yang tadinya meninggi, perlahan
memudar dan turun dari singgasananya. Tetapi semakin sore justru kami semakin
antusias, oleh panitia kami diajak untuk merapat ke lokasi selanjutnya. Dimana
kami akan dimanjakan dengan sajian tari Topeng Ayu. Kemerincing suara lonceng
datang dari arah yang kami lewati tadi, sementara kami sudah duduk manis siap
menonton tarian yang ciamik tersebut dengan diiringi gamelan yang aduhai
syahdunya. Gerakan lincah penari perempuan dan laki-laki itu serempak,
beriringan dengan bunyi lonceng yang berada di kakinya.
Tari Topeng Ayu disebut juga dengan Tari
Topeng Ireng, nama lainnya lagi tari Ndayakan yang muncul dari kawasan 5 gunung
di Jawa Tengah. Saya suka bagian dandanannya, menarik dan eksotis. Topeng yang
menutupi muka mereka membuat saya penasaran. Saya juga menyempatkan diri untuk
berfoto dengan penari-penari yang gemulai tersebut, kapan lagi mumpung di sini
ya kan? Setelah itu kami dituntun untuk menuju tempat peternakan sapi, kami
dipersilakan untuk mencoba memerah sapi untuk mendapatkan susu segar. Kami juga
melihat banyak burung dara dipeternakan,
serta cengkeh yang dipetik dari kebun-kebun untuk dijual lagi.
Akhir kata tidak ada kebaikan yang
sia-sia, selalu akan ada dampak dan nilainya. Ibarat kebaikan yang berupa air,
dan dituang di padang pasir yang maha luasnya. Tetaplah menuang, karena siapa
tahu ada pohon kaktus yang diam-diam bisa hidup karena kebaikanmu. Bisa jadi
ada pohon kurma yang aduhai lezat dan manisnya, karena buah dari bantuanmu.
Kalau Mark Twain bilang, "Kebaikan
merupakan bahasa yang mampu membuat orang tuli mendengar dan orang buta
melihat". Semoga sekelumit cerita tentang desa wisata Tanon dengan pemuda
yang Tuhan lihat dengan kebaikan hatinya, mampu menginspirasi kita semua untuk
selalu meneruskan kebaikannya kepada dunia. (*)
Deaa wisata Tanon memang penuh dengan kearifan lokal
BalasHapusBagaimana cara kang trisno menyulap desa mulai dari sebuah lincak menjadi kampung astra?
BalasHapusWuaahhh, Kang Trisno pastinya berjuang ekstra dahsyaaatt demi mengubah mindset warga desa dan ikut membidani lahirnya Kampung Astra ini yaa
BalasHapusBRAVO kang Trisno!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Aky lho belum pernah ke Kampung Berseri . Penasaran karena tiap daerah pasti beda-beda dan punya ceritanya sendiri. Tentu gak mudah kalau kerja bangun kampung yang maju sendirian. Makanya dibutuhkan dukungan dari warga lainnya
BalasHapusSaya gak pernah bisa main enggrang hehehe. Salut deh sama apa yang dilakukan kang Trisno. Begitupun dengan program Kampung Berseri Astra
BalasHapusIni Trisno yang sekaligus jadi bintang iklan obat sakit kepala di tv itu kan ya? Wah hebat nih pemikiran dan gagasan untuk memajukan desanya
BalasHapusSosok Kang Trisno patut dijadikan contoh bagi pemuda lain yang ada di Indonesia ya...sepak terjangnya membangun desanya sendiri sangat menginspirasi.
BalasHapuswaduh paling suka nh sama desa atau daerah yang masih menjunjung tinggi kearifan lokal begini *love love*
BalasHapusWhui jadi kayak hidden treasure dong ya Setelah jalan akhirnya nemu tempat yang wow
BalasHapuswoww keren banget Desanya, Kang Trisno hebat sekali. Dengan satunya visi dan misi dengan orang2 sekitar jadi bisa mewujudkan Desa impian seperti saat ini :)
BalasHapusMantap jd pengen berkunjung ke KBA yg sdh berdiri maju kali aja bs terinspirasi hehe
BalasHapusKeren juga ya kontribusi Astra semoga banyak dicontoh samaa perusahaan lainnya akarena dapat memajukan suatu kampung dengan pilar2 itu.
BalasHapusBetul banget lebih baik tangan di atas daripada di bawah ya. Hebat juga nih Kang Tris bisa menyulap desa Tenon walaupun harus melalui berbagai rintangan. Semoga akan muncul Kang Tris lainnay di berbagai desa
BalasHapusLuar biasa ya, Nyi, ada sosok seperti Kang Trisno yang mampu membangun desanya menjadi desa wisata, semoga semakin banyak sosok seperti Kang Tris ya, pastinya pengalaman ke Desa Tanon jadi pengalaman tidak terlupakan ya, Nyi
BalasHapusSetuju banget teh, bahwa tidak ada kebaikan yang sia sia..itu ajaran almarhumah ibu saya, bahwa dengan selalu berbuat baik kepada siapa saja, InshaAllah kebaikan itu akan kembali kepada diri kita sendiri.. terima kasih teh telah menulis tulisan ini.. merefresh saya akan kehidupan di desa yang memang penduduknya sangat ramah dan senantiasa positif ya.. jadi kita terbawa positif juga
BalasHapusSebut-sebut desa menari saya jadi keingetnya desa penari hehe. Tapi keren ya sosok Kang Trisno ini. Menginspirasi sekali. Sosok yang patut diteladani nih karena kepeduliannya yang tinggo membangun desa. Salut juga dengan program KBA ini.
BalasHapusKepedulian ASTRA terhadap masyarakat memang tampak sekali ya. Khususnya di Tanon ini, selain ada Mas Trisno yang bisa memperjuangkan kemajuan desanya, ASTRA juga turut serta memberikan andil bagi perkembangan kehidupan masyarakat setempat.
BalasHapussalut sama kang trisno deh. patut dicontoh sama generasi muda kita ya mba. terus aku salut sih sama inovasi dan kepedulian astra terhadap masyarakat indonesia.
BalasHapusSemoga Kang Tris sehat selalu agar bisa tetap terus menyebar kebaikan dan energi positif ke seluruh warga desanya. Kampung ini benar-benar kaya ya, lengkap banget itu jenis-jenis kampungnya. Moga semakin banyak kampung yang maju seperti ini :)
BalasHapusBaru dengar ada desa wisata Tanon di Kabupaten Semarang. Mestinya kemarin waktu Pewe ajak pulang kampung ke Semarang aku ikutan ya, lalu kami bisa eksplorasi berbagai destinasi wisata di sana. Ah sayangnya. Next deh kalau ada kesempatan ke Semarang, pengen juga main ke desa wisata ini
BalasHapus